Your browser lacks required capabilities. Please upgrade it or switch to another to continue.
Loading…
Kau melihat keluar melalui jendela. Awan putih terhampar sepanjang mata memandang. Sesekali pesawat yang kau naiki berguncang. Namun, perjalanan pulangmu tetaplah nyaman seperti biasa.
Di sampingmu seorang wanita sekitar umur 25 tahunan tengah asik dengan buku yang ia baca. Sesekali kau melihatnya tersenyum dengan manis sembari menatap bukunya.
[[Kau menyapanya.]]
[[Tak usah dipedulikan.]]
"Hi," sapamu.
"Oh, hi." Dia menutup bukunya.
"Apa yang sedang kau baca?" tanyamu.
"Buku //The Racketeer// karya John Grisham," jawabnya dengan nada lembut.
"Buku tentang apa itu hingga membuatmu tersenyum?" tanyamu lagi.
"Kau memerhatikanku? Apa aku benar-benar tersenyum?" tanyanya kaget.
[[Ya, kau memang terlihat senyum-senyum sendiri.]]
[[Ah, bukan maksudku.]]"Bukannya aku bermaksud untuk --"
"Ah, tidak apa-apa. Mungkin aku terlalu masuk ke dalam buku yang aku baca." Dia memperlihatkan bukunya.
[[Ceritakan tentang buku itu.]]"Ya, kau memang terlihat senyum-senyum sendiri," tukasmu.
Wajahnya langsung memerah. Ia menundukkan wajahnya karena malu.
[[Ceritakan tentang buku itu.]]"Ceritakan tentang buku itu," pintamu.
Dia membuka beberapa halaman dan membacanya sekilas.
"Buku ini sebenarnya tentang pengacara yang ingin balas dendam pada FBI," jelasnya.
"Lalu mengapa kau tersenyum?" tanyamu.
"Mungkin itu adalah kebiasaanku ketika membaca buku," jawabnya.
[[Turbulensi]]Kau tak menghiraukan keberadaannya dan kembali menatap ke luar pesawat. Sembari menikmati indahnya alam, kau memikirkan keluarga dan teman-temanmu di rumah.
[[Guncangan]]Tiba-tiba pesawat terguncang dengan hebat. Barang-barang berjatuhan. Beberapa penumpang berteriak ketakutan.
Kau melihat keluar. Awan yang asalnya ada di bawah pandanganmu, tiba-tiba naik dan pesawat seolah-olah menyelam ke dalam awan. Pesawat ternyata menukik dengan tajam.
Kau dapat melihat sebuah lautan biru di bawah.
"Harap para penumpang untuk tetap tenang," ucap seorang pramugari dengan nada panik.
Kau menarik nafas dalam. Sebuah kantung oksigen muncul tergantung di depanmu. Kau mengambilnya.
Namun, panik tetaplah panik. Pada akhirnya, pandanganmu kabur dan kau mulai kehilangan kesadaranmu.
[[Hitam]]Kau perlahan membuka matamu. Kau merasakan rasa sakit di seluruh tubuhmu. Kau melihat sekitar. Kau sedang berbaring di sebuah ruangan kecil. Terdengar suara beberapa orang dari luar ruangan tersebut.
[[Bangun dan datangi suara tersebut]]
[[Tetap berbaring]]Tiba-tiba pesawat terguncang dengan hebat. Barang-barang berjatuhan. Beberapa penumpang berteriak ketakutan.
Kau melihat keluar. Awan yang asalnya ada di bawah pandanganmu, tiba-tiba naik dan pesawat seolah-olah menyelam ke dalam awan. Pesawat ternyata menukik dengan tajam.
Kau dapat melihat sebuah lautan biru di bawah.
"Harap para penumpang untuk tetap tenang," ucap seorang pramugari dengan nada panik.
Kau menarik nafas dalam. Sebuah kantung oksigen muncul tergantung di depanmu. Kau mengambilnya.
Namun, panik tetaplah panik. Pada akhirnya, pandanganmu kabur dan kau mulai kehilangan kesadaranmu.
[[Terbangun<-next]]Perlahan, kau membuka kelopak matamu. Kau melihat sekitar. Orang-orang diam di tempatnya tak sadarkan diri. Apparently, mereka semua sepertinya mati.
Di depanmu terlihat sebuah cahaya terang. Mungkin, inilah pemandangan sebelum mati yang sering dikatakan orang-orang.
Tak ada yang membantumu. Tak ada siapapun disampingmu.
Darah mengalir keluar dari tubuhmu.
Kesadaran mu semakin melemah ...
hingga akhirnya kau mati.
BAD END
Kau mencoba berdiri dan berhasil. Namun, pijakanmu masih terasa sangat lemah. Kau mencoba berjalan menuju pintu tersebut. Kau terjatuh karena kakimu yang masih lemah.
Pintu perlahan terbuka. Seorang wanita muncul. Dia terkaget melihatmu tengah berbaring di lantai.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya sembari mendekatimu.
[[Aku tidak apa-apa]]
[[Sepertinya aku butuh sedikit pertolongan]]
Kau masih merasa kesakitan. Kau pun memilih untuk diam dan beristirahat hingga rasa sakitmu hilang.
Tiba-tiba pintu terbuka. Oh, wanita di sebelahmu tadi. Dia datang dengan sebuah kompresan kain.
"Sepertinya kau sudah agak baikan," ucapnya.
[[Begitulah]]
[[Aku masih berbaring]]"Ya, setidaknya aku merasa lebih baik dari sebelumnya."
Dia tersenyum melihatmu agak baikan.
"Oh, kita belum berkenalan. Namaku Clara." Dia tersenyum.
"Aku John."
[[Dimana kita<- Next]]"Ya, aku mersa baikan hingga aku tak bisa bangun dari kasur ini,"
Dia mengerutkan keningnya.
"Oh, kita belum berkenalan. Namaku Clara." Dia tersenyum.
"Aku John."
[[Dimana kita<- Next]]"Dimana kita?" tanyamu.
"Kita terjatuh di laut Jawa. Tidak jauh dari pesisir utara pulau jawa. Tepatnya Jakarta," jelasnya.
[[Keluar]]
[[Diam di dalam]]"Aku tak apa," jawabmu seraya mencoba untuk berdiri. Namun, kau masih kesulitan.
"Jangan memaksakan dirimu."
Dia pun membantumu berdiri dan mengantarmu ke kasur itu kembali.
"Terima kasih," ucapmu.
"Sama-sama," balasnya sembari tersenyum.
"Oh, kita belum berkenalan. Namaku Clara." Dia tersenyum.
"Aku John."
[[Dimana kita<- Next]]"Sepertinya aku butuh sedikit pertolongan," tukasmu.
Dia pun membantumu berdiri dan mengantarmu ke kasur itu kembali.
"Terima kasih," ucapmu.
"Sama-sama," balasnya sembari tersenyum.
"Oh, kita belum berkenalan. Namaku Clara." Dia tersenyum.
"Aku John."
[[Dimana kita<- Next]]"Rasanya aku ingin keluar." Kau mencoba untuk berdiri.
"Jika kau memang ingin, aku akan membantumu."
Clara membantumu berdiri. Kau berjalan keluar di bantu oleh Clara. Kau kini ada di sebuah perapian di tengah kumpulan //survivor//.
Kau melihat tujuh orang di luar.
"Mana yang lain?"
"Dua orang sedang mencari bantuan," jawabnya.
Tiba-tiba seseorang datang dengan tergesa-gesa.
"LARI!" teriaknya.
Tiba-tiba seseorang melompat ke arah orang itu dan menggigitnya. Orang itu berteriak kesakitan. Semuanya melihat kejadian tersebut dalam teror.
Lalu, satu per satu orang aneh muncul dan menggigit orang lain.
[[Lari]]
[[Pergi ke ruanganmu]]"Ah, rasanya aku ingin beristirahat sebentar lagi," ujarmu.
"Kalau kau tak keberatan, aku ingin menemanimu," pinta Clara.
[[Mengangguk<- ya]]
[[Menggeleng<-tidak]]Kau mengangguk untuk meng-iya-kan permintaan Clara. Ia duduk di sebelahmu sembari mengusap beberapa luka di tubuhmu dengan kain basah.
"Jadi, berapa banyak yang selamat?" tanyamu.
"Cukup banyak. Sebuah keajaiban ada sepuluh orang yang berhasil selamat dari kecelakaan pesawat itu," jelasnya.
Tiba-tiba keriuhan terdengar dari luar. Terdengar seperti orang-orang berteriak meminta tolong.
"Akan kulihat apa yang terjadi," ujar Clara.
[[Tahan dia]]
[[Biarkan dia]]Kau menolak permintaan Clara. Dengan rasa sedih dia berjalan keluar. Kini kau sendiri. Terdiam.
Tiba-tiba kau mendengarkan keriuhan dan teriakan dari luar
[[Tunggu di dalam<-Next]]Ia melangkah menjauh darimu.
"Jangan," selamu.
Dia memutar tubuhnya ke arahmu. Dia mengerutkan keningnya.
"Aku tidak nyaman bila sendirian," ujarmu.
Dia tersenyum.
"Baiklah," ucapnya sembari berjalan dan duduk di sampingmu.
Kau dan Clara pun berbincang tanpa memedulikan keriuhan di luar.
[[Waktunya ke luar]]
"Silakan," kau mengiyakan ucapannya.
Ia melangkah menjauh darimu dengan senyuman. Lalu dia membuka pintu dan menghilang dari balik pintu.
Keheningan pun melandamu.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan Clara.
[[Datangi Suaranya]]
[[Tunggu di dalam]]Kau dengan tergesa-gesa mencoba keluar dari kasur. Dengan terpincang-pincang, kau berjalan menuju pintu. Kau membuka pintu. Sebuah pemandangan mengerikan terjadi.
Orang-orang memakan satu sama lain. Tubuh orang-orang tersebut terlihat membusuk. Sementara itu, orang lain yang terlihat normal berlarian dan melawan.
Di situlah kau melihat Clara tengah dimakan hidup-hidup. Dagingnya dirobek oleh gigi orang-orang aneh itu seraya Clara menangis dan meminta tolong. Darah melumuri tubuhnya. Kulit wajahnya dirobek. Bola matanya di tarik keluar. Wajah Clara penuh dengan ketakutan dan rasa sakit. Seluruh tubuhnya dimakan hidup-hidup.
[[Diam]]
[[Tolong Clara]]
[[Tutup pintu]]Kau terdiam mendengar teriakan itu. Suasana tiba-tiba hening. Tak ada teriakan. Tak ada keriuhan. Hanya keheningan.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Dan suara itu terus terulang.
[[Diam dan tunggu]]
[[Bukakan pintunya]]Kau merasa tidak nyaman dengan ketukan itu. Kau membiarkan suara itu menghantuimu untuk beberapa menit. Akhirnya, suara itu hilang.
Kau tak tahu apa yang terjadi. Di mana Clara? Kau pun terdiam untuk beberapa saat.
[[Waktunya buka pintu]]Kau perlahan keluar dari kasur dan berjalan menuju pintu tersebut.
//mungkin Clara?// pikirmu.
Kau sudah sampai di pintu. Lalu, diputarlah gagang pintu itu dan kau tarik pintunya.
[[Matilah kau<- Next]]Kau hanya diam dan terpaku melihat kejadian itu. Tubuhmu gemetaran namun seolah membeku tak bisa bergerak.
[[Matilah kau<- Next]]Kau tak bisa diam saja dan melihat hal itu terjadi di depan matamu. Kau berlari keluar untuk menyelamatkan Clara
[[Matilah kau<- Next]]Kau tak kuasa melihat apa yang terjadi di depan matamu. Namun, kau sadar bahwa Clara memberi tanda untuk mengunci pintu seraya menangis kesakitan. Wajahnya itu benar-benar mengerikan. Kau pun segera mengunci pintu.
Kau terdiam di dalam ruangan itu. Wajah terakhirnya yang kau lihat adalah sebuah mimpi buruk. Kau melihat dia dimakan hidup-hidup tepat di depan matamu. Mimpi buruk itu menghantuimu di dalam ruangan itu.
[[Waktunya buka pintu]]"Apa sekarang sudah aman?" pikirmu.
Kau melangkah keluar dan melihat sebuah mimpi buruk. Tubuh-tubuh berbaring tak bernyawa di luar. Yang lebih parah, tubuh-tubuh itu sudah terobek-robek tak karuan. Daging terlihat, darah berlumuran, dan beberapa bagian tubuh hilang.
[[Cari Clara]]
[[Segera pergi dari tempat itu]]Tiba-tiba seseorang melompat ke arahmu. Kau mencoba melawan. Namun, kau tak cukup kuat hingga akhirnya dia menggigit tubuhmu.
Akhirnya, kau mati.
BAD END
[[Reset->START]]Kau berlari bersama Clara. Namun kau tak tahu harus lari ke mana. Kau dan Clara hanya berlari tanpa arah.
[[Matilah kau<-next]]Kau berlari sambil menarik lengan Clara menuju ruanganmu. Selama berlari, yang kau lihat adalah kekacauan. Orang-orang berlarian. Beberapa ada yang diterkam oleh orang lain. Dan juga darah. Darah di mana-mana.
Setelah berlari agak lama pun kau berhasil sampai ke ruanganmu. Kau langsung mengunci pintunya.
"Sepertinya kau sudah cukup sehat untuk berlari," celetuk Clara.
"Ya, mungkin efek adrenalin," balasmu.
Tiba-tiba terdengar ketukan keras berkali-kali. Ketukan itu begitu keras hingga Clara menutup telinganya. Dari balik pintu terdengar suara seseorang berteriak meminta tolong.
[[Tolong orang itu dengan membukakan pintu<-Tolong]]
[[Diam saja tak melakukan apa-apa<-Tidak menolong]]Kau dan Clara berjalan keluar dari ruangan itu. Yang terlihat di tempat ini hanyalah pemandangan yang mengerikan. Mayat di mana-mana. Tanah bersimbah darah. Beberapa anggota tubuh seperti kaki dan tangan berserakan.
[[Segera pergi dari tempat itu kampret<-Pergi dari sana]]Kau membukakan pintu tersebut.
Seseorang langsung masuk ke dalam. Di luar, makhluk-makhluk aneh itu berlarian ke arahmu. kau langsung menutup pintu.
Makhluk-makhluk aneh tersebut mendobrak pintumu.
Kau melihat ke dalam. Seorang pria tengah duduk ketakutan di atas kasurmu. Dia terus bergumam.
"Kita akan mati ... kita akan mati!"
Sementara itu Clara terus mencoba untuk menenangkannya.
Kau bisa [[Pasrah]] atau [[Terus menahan pintu itu]].Kalian terlalu ketakutan untuk membukakan pintu itu. Terdengar teriakan kesakitan seorang pria dari luar. Perlahan, teriakan itu menghilang.
Tiba-tiba terdengar gemuruh. Keriuhan di luar pun menghilang. Kau dan Clara saling menatap. Waktunya untuk keluar.
[[Waktunya ke luar]]Kau melihat sekitar untuk mencari Clara.
Dan kau menemukannya ...
Tak bernyawa ...
Tak karuan ....
[[Segera pergi dari tempat itu<-Next]]Kau pun mulai melangkhkan kakimu menjauh dari tempat itu mengingat sudah tak aman dan tak ada bahan makanan. Satu-satunya jalan kali ini adalah masuk ke dalam kota. Tak ada tempat lain. Bahkan jika ingin pergi ke hutan, kau harus melewati kota terlebih dahulu.
Semakin kau melangkahkan kaki, semakin kau merasakan keanehan di tempat ini. Mobil-mobil berhenti menghalangi jalan. Tempat ini begitu sepi. Terlalu sepi.
Kau hanya sendiri. Tak ada yang menemani. Kau hanya terus berjalan lurus meninggalkan semuanya di belakang. Termasuk dirinya....
Perlahan kau melihat sebuah figur manusia. Dia berdiri ... di sana ... tepat di depanmu ... tak bergerak ... dan hanya melamun.
Sepertinya dia tak mengetahui keberadaanmu.
[[Sapa dia]]
[[Abaikan saja]]Kau berjalan mendekatinya.
"Halo," sapamu.
Dia menengok ke arahmu.
Saat itulah kau menyadari sesuatu yang aneh. Dia sangat mirip seperti orang yang memakan orang lain! Matanya merah, kulitnya membusuk, dan mulutnya berdarah-darah!
Dia mulai berlari ke arahmu.
[[Selamatkanlah dirimu<-lari]]
[[Diam membeku]]Kau tak mempedulikan orang itu.
Namun, sebelum kau melepaskan pandanganmu, dia menengok ke arahmu.
Saat itulah kau menyadari sesuatu yang aneh. Dia sangat mirip seperti orang yang memakan orang lain! Matanya merah, kulitnya membusuk, dan mulutnya berdarah-darah!
Dia mulai berlari ke arahmu.
[[Selamatkanlah dirimu<-lari]]
[[Diam membeku]]Kau menyadari bahwa itu bukanlah hal yang bagus. Kau pun mulai berlari menjauh.
BRUK!
Kau terjatuh. Kakimu tersandung oleh sebuah batu besar yang datang entah darimana.
Makhluk itu pun melompat.
[[Ada orang<-Next]]Kau hanya terdiam. Rasa takut melumpuhkan kakimu. Dia berlari dengan amat cepat. Dia pun melompat ke arahmu.
[[Ada orang<-next]]Tiba-tiba seseorang memukul makhluk itu dengan menggunakan sebuah pemukul baseball. Makhluk tersebut terpental menjauh.
"Kau lagi ngapain di luar sini?! Ikuti aku!" ucap orang itu sembari berjalan perlahan
[[Ikuti orang itu]]
[[Lari ke arah berlawanan]]Kau mengikuti orang itu. Mungkin kau bisa mendapatkan pencerahan akan apa yang terjadi dan perlindungan yang lebih daripada berjalan-jalan sendirian.
Kau berjalan bersama orang itu.
"Jangan pernah kau coba-coba keluyuran sendirian di sini."
Kau mengangguk meng-iya-kan ucapannya.
"Btw, sepertinya kau masih baru di sini?" tanyanya.
Kau menceritakan bagaimana kau ada di sini. Kau sedang berada dalam perjalanan pulang menggunakan pesawat hingga pesawat itu jatuh. Lalu, kau berada di sini.
"Sebuah cerita yang menarik." Dia mengangkat kedua alisnya.
"Selamat datang di dunia zombie," ucapnya, "aku akan menjelaskan semua yang terjadi di sini setelah kita sampai di tempat persembunyian."
[[Sampai di tempat persembunyian orang itu<-Next]]Kau berlari ke arah lain. Meninggalkan orang itu sendirian. Tanpa tahu kemana, kau terus berlari.
Kau terus terus berlari hingga pada akhirnya kau sampai pada sekumpulan makhluk aneh tersebut. Jumlahnya sangat banyak. Tak ada jalan untuk menembus mereka.
Mereka menatap ke arahmu.
Kau melihat sebuah [[Mobil untuk tempat berlindung<-mobil]], [[Toko untuk berlindung<-toko dua lantai]],dan [[Gedung tinggi bertingkat untuk berlindung<-gedung lima lantai]]Kau tak kuasa menahan pintu tersebut. Kau melihat pria itu ketakutan setengah mati.
Sementara itu, kau menatap Clara dengan pandangan yang penuh dengan keputusasaan. Perlahan, air mata membasahi Clara yang mengerti apa maksud pandanganmu. Kau menyerah.
Kau yang sudah tak kuat menahan pintu itu terlempar ketika makhluk-makhluk itu mendobrak pintu itu hingga terlempar ke tembok. Kau kini berada di bawah pintu itu. Terlindung. Tak diketahui oleh makhluk-makhluk aneh tersebut.
Namun, di saat itulah, kau melihat Clara dan pria itu dimakan. Pria itu menangis kesakitan sementara Clara berteriak kesakitan seraya tubuhnya dimakan hidup-hidup.
Kau melihat semua itu tepat di depan matamu. Kau melihatnya dengan penuh teror.
Padahal ... kau hanya ingin pasrah ...
Mati bersamanya ...
Ingin kau berteriak dan berlari ke arahnya ...
Namun tubuhmu terlalu //shock// untuk bergerak dan berteriak.
[[Continue->Kau hanya bisa terdiam menatap takdir]]
Kau terus menahan pintu itu. Tapi kau sadar kau takkan kuat sendirian menahannya. Benda besar yang ada di ruanganmu hanyalah sebuah kasur.
[[Pasrah]]
[[Terus berusaha]]Kau terus bertahan. Kau tahu kau tak bisa bertahan. Namun kau terus berusaha sekeras mungkin.
Terus ...
Bertahan ....
Perlahan, kau mulai kehilangan kekuatan. Kau mulai melemah.
Di saat itulah Clara dan pria misterius tersebut membantumu. Merek menggeser kasur itu dan membuatnya menjadi barikade. Kemudian kalian menahan pintu itu bersama-sama.
Kalian mencoba bertahan se-kuat dan se-lama yang kalian bisa.
Hingga pada akhirnya terdengar gemuruh di luar. Mungkin mobil atau pesawat.
Makhluk-makhluk yang mendobrak pintumu itu pun menjauh.
[[Buka pintu dan keluarlah<-Keluar]]Kalian bertiga berjalan keluar. Yang terlihat hanyalah lautan mayat di sepanjang mata memandang. Bahkan, beberapa mayat begitu tak karuan. Suasana di luar sana sangat mencekam.
Kau menatap Clara dan pria tersebut.
[[Tanyakan, "Kemana kita harus pergi"]]
[[Tanyakan siapa pria tersebut]]Kau terdiam hingga pada akhirnya suara gemuruh menarik perhatian makhluk-makhluk itu pergi ke luar.
Kau berjalan keluar. Kakimu lemas melihat mayatnya yang tak karuan. Kau berharap dia masih hidup. Kau hanya bisa berharap ...
[[Continue->Segera pergi dari tempat itu]]"Kemana kita harus pergi?"
Clara dan pria itu kebingungan. Mereka menatap satu sama lain sejenak.
"Tak ada tempat lain selain kota. Kita harus memeriksa apa yang terjadi di sana," saran pria itu.
Kau dan Clara mengangguk setuju. Lagipula, sudah tak ada apa-apa di tempat ini.
[[continue->pergi berjalan ke kota]]"Siapa kau sebenarnya?" tanyamu.
"Aku Agung, salah satu korban selamat dari kecelakaan pesawat," jelasnya.
"Sekarang apa?"
[[Tanyakan, "Kemana kita harus pergi"]]Kalian bertiga berjalan ke kota. Tempat itu begitu hancur. Gedung-gedung terlihat sangat tua dan tak ter-urus. Mobil berserakan di jalan. Semuanya begitu kacau.
"Benarkah ini Jakarta?" tanya Agung.
"Entahlah, harusnya ini adalah Jakarta," jawab Clara.
[[Sepertinya terjadi sesuatu yang buruk]]
[[Kita bukan di Jakarta]]
[[Diam saja tak bersuara karena tak berguna<-Stay silent]]Kau memilih untuk masuk ke dalam sebuah mobil. Kau segera mengunci pintu mobil tersebut. Makhluk-makhluk itu menggedor pintu dan kaca mobil itu.
Mereka mengepungmu. Mobil bergoyang seraya makhluk itu menggedor mobilmu mencoba untuk memakanmu.
Tiba-tiba seseorang muncul dari belakang dan menggigit lehermu. Perlahan pandanganmu menjadi buram. Lalu, kau kehilangan kesadaranmu....
--THE END--Kau berlari ke dalam sebuah toko --berharap kau dapat berlindung dari makhluk-makhluk aneh itu.
Kau segera membanting pintu dan menguncinya ketika kau sudah berada di dalam. Keadaannya tak begitu bagus. Beberapa makanan berserakan di lantai. Beberapa properti sudah rusak.
Makhluk-makhluk itu menggedor-gedor pintu. Tapi, kau sudah menahan pintu itu dengan beberapa kursi dan meja. Kaca jendelanya pun memang sudah dipasangi tralis.
Sekarang, apa yang kau lakukan? Kau bisa [[memungut beberapa makanan]], [[mengambil beberapa minuman dalam botol<-minuman]], atau [[hanya berdiam diri]].Kau memilih masuk ke dalam sebuah gedung lima lantai. Gedung tersebut sudah cukup tua jika dilihat dari luar.
Kau menerobos pintu depan dan membarikade pintu itu dengan beberapa potong besi. Untuk sementara, makhluk-makhluk itu takkan masuk.
Hanya sementara ...
Kau dapat memperkuat barikade dengan harapan makhluk-makhluk itu takkan masuk. Kau tak yakin, tapi hanya bisa berharap. Semoga makhluk-makhluk itu tak cukup kuat untuk menghancurkan barikade yang kau buat.
Atau ...
Kau dapat berlari ke dalam gedung dengan harapan dapat menemukan tempat untuk bersembunyi.
Manakah yang kau pilih?
[[Barikade pintu hotel itu lebih kuat<-barikade pintu itu]]
[[Bersembunyi ke dalam gedung hotel<-masuk ke dalam]]Kau dan Clara tak kuasa melihat pemandangan mengerikan itu. Tidak jika harus terus-menerus melihatnya.
Kalian pun segera pergi dari tempat itu. Tapi, kemana kalian pergi? Satu-satunya tempat yang bisa kalian kunjungi dari sini adalah ...
Ke dalam kota Jakarta.
[[Kalian berjalan ke dalam kota Jakarta<-Masuk ke kota]]Kalian berjalan masuk ke kota Jakarta. Kota itu begitu sepi. Bagaikan kota mati, tak ada apa-apa yang menjadi ciri khas Jakarta. Suara klakson, kemacetan, pedagang kaki lima, semuanya sirna.
Kalian pun terus berjalan masuk ke dalam.
Perlahan ...
Sembari melihat betapa sunyinya kota ini.
"Sesuatu terjadi," ucap Clara.
Kau mengiyakan pernyataannya.
[[Prelude End]]"Mungkin sesuatu yang buruk terjadi." Kau memerhatikan sekelilingmu.
"Mungkin," balas mereka berdua secara bersamaan.
Kalian pun terus melangkah ke dalam kota.
[[Ada seseorang<-lanjut]]"Entahlah, tapi kurasa kita bukan di Jakarta," celetukmu.
Clara dan Agun menengok ke arahmu.
"Jika bukan, di manakah kita sekarang?" tanya Clara.
"Mungkin kita terjatuh di kota mati seperti //Racoon City//?" jawab Agung.
Clara mengerutkan keningnya seraya menyanggah, "kau pikir kita ada di dalam //game//?"
[[Ada seseorang<-lanjut]]Kau diam saja mendengar percakapan mereka.
"Mengapa kau diam saja?" tanya Clara.
Kau beralasan sesuatu.
"Baiklah,"
[[Ada seseorang<-lanjut]]Kalian tengah berjalan menyusuri trotoar kota Jakarta yang begitu sepi. Sampah beterbangan terhempas angin. Daun kering berseliweran menari bersama udara yang mengangkat mereka. Pun, ranting pepohonan saling beradu oleh hembusan angin. Selain hal-hal itu, tak ada lagi yang meramaikan kota.
Suara klakson ketika jalanan macet, suara knalpot mobil dan motor yang bising, serta suara penjual menghilang seolah tak pernah ada.
"Aku melihat seseorang," sahut Agung sembari menunjuk seseorang.
Kau melihat seseorang juga. Ia tengah berdiri tegap. Terdiam seolah melamun. Tak se-inci pun dia bergerak. Mungkin kau bisa bertanya sesuatu padanya.
[[Sapa orang tersebut dan tanyakan hal apa yang terjadi<-sapa orang tersebut]]
[[Abaikan saja orang itu<-jangan dipedulikan]]<img src="https://cyoaindonesia.neocities.org/Zworld.jpg">
Z World Prelude
By: Raihan Irham Ramadhan
Bahasa Indonesia
Versi: 1.0.2
Update:
NOW THE PRELUDE HAS FINISHED! WOOHOO! PLAY THE FULL PRELUDE STORYLINE, RIGHT NOW!
Bermainlah sebagai John, seorang pria yang ingin pulang kampung ke Indonesia, yang ternyata menemukan dirinya dalam kepungan para kanibal!
Can you survive?
[[Scene Pesawat<-START]]"Halo?" sapamu.
Orang itu tak merespon.
"Aneh," ucap Agung.
"Halo?" sapamu dengan volume yang lebih keras.
Orang itu menengokmu.
Nope...
Dia terlalu aneh untuk disebut sebagai orang.
"Tidak! Dia adalah kanibal!" Agung terkaget melihat wajah orang itu.
Orang itu berlari ke arahmu.
Kau dapat melawan kanibal itu dan melindungi yang lainnya. Atau berlari bersama yang lainnya.
[[Lawan kanibal itu<-Lawan]]
[[Lari dari kanibal itu<-Lari]]Kalian mengabaikan orang itu. Bisa saja orang itu adalah salah satu dari makhluk aneh yang menyerang kalian. Perlahan kalian melangkahkan kaki kalian menjauh dari tempat itu.
[[Next->kalian masuk lebih dalam ke dalam kota Jakarta]]Kau berjalan bersama pria itu menuju sebuah gerbang. Dua orang penjaga tengah berdiri tegap dengan senjata mereka. Kau pun masuk ke dalam melalui gerbang itu dan berada di sebuah kamp militer.
"Kau beruntung aku menemukanmu. Jika tidak, maka kau akan segera mati saat itu," ucapnya.
"Ohya, aku Roni," sapanya.
"Aku John," balasmu.
Sudahkah saatnya untuk meminta penjelasan? Kau sudah kehilangan Clara. Kau harus mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
Di sisi lain, mungkin, kau terlalu lelah untuk meminta penjelasan karena baru saja kau melewati hari yang berat.
[[Minta penjelasan]]
[[Persetan dengan penjelasan]]"Aku ingin tahu apa yang terjadi," pintamu.
"Oke, jika itu yang kau mau." Ia mengangkat kedua bahunya.
"Tanggal berapa sekarang?" tanyanya.
"27 Mei 2020," jawabmu.
"Tepat pada saat perayaan tahun baru, sesuatu terjadi. Sebuah truk tangki Pertamina hilang kendali dan menabrak patung sudirman. Lalu, truk itu meledak. Sebuah asap keluar. Kebanyakan dari asap itu membumbung tinggi ke langit.
"Ternyata, mobil itu tengah membawa flakka. Sebuah narkotika kuat yang katanya dapat membuat orang menjadi zombie. Lebih parahnya lagi, menurut kesaksian supir yang selamat, flakka yang ia bawa sudah dimodifikasi sehingga efek dari obat itu lebih kuat dan bahkan takkan hilang.
"Obat itu dimodifikasi untuk menyerang sel saraf otak yang berfungsi untuk memproses pikiran rasional. Dan ternyata, dengan rusaknya bagian saraf itu membuat pikiran primitif dan insting hewan milik manusia tumbuh.
"Orang-orang pun berubah menjadi zombie karena flakka yang beredar di udara. Banyak orang yang menghirupnya. Hanya sedikit yang bisa selamat.
"Penyebaran flakka pun terhenti ketika hujan deras mengguyur Indonesia. Dilaporkan seluruh bagian jawa menjadi habitat zombie.
"Orang-orang kabur dan bermigrasi ke pulau lain.
"Meskipun flakka sudah tidak mengudara lagi, obat itu masih bisa ditularkan lewat gigitan dan air. Jadi, hati-hati jika kau bertemu dengan para zombie atau akan meminum sebuah air. Usahakan hanya minum air kemasan.
"Apa ada yang kurang jelas?"
[[Persetan dengan penjelasan<-sudah cukup]]"Aku ingin istirahat," ucapmu.
"Oke, baiklah, akan kuantar kau ke ruanganmu."
[[Skip the next day<-Next]]"Lari!" bentakmu pada yang lain.
Sementara itu Agung dan Clara bergerak mundur ke belakangmu. Mereka ketakutan dan mencoba mencari perlindungan darimu.
Makhluk itu pun melompat ke arahmu. Kau mencoba melawannya. Pukulan kau arahkan padanya. Namun, seberapa keras pun kau memukulnya, dia selalu bangkit.
"AAA!" Teriak Clara.
Kau melihat ke belakang. Kau terkaget melihatnya. Para kanibal itu tengah memakan Clara dan Agung. Jantung mereka masih berdetak. Namun Kulit indah Clara mulai robek oleh gigitan para kanibal. Daging Agung mulai terlepas dari tulangnya hingga terlihat. Perut Clara pun terbuka oleh gigitan para kanibal. Mereka menarik usus keluar dari perutnya sementara Clara terbelalak melihatnya. Ia berteriak dengan sangat keras. Kau melihat dengan cepat agung menjadi tulang-belulang dan hanya menyisakan otot wajahnya. Sementara itu Clara juga mulai kehilangan kesadarannya dan hanya membelalak ke arahmu dengan mulut menganga kesakitan. Perlahan, kulit wajahnya yang cantik pun mulai terobek oleh gigi-gigi para kanibal.
[[Matilah kau<-Selanjutnya]]"Lari!"
Kau dan mereka berdua segera berbalik arah dan berlari. Namun, sesuatu menghilangkan harapan kalian.
[[Banyak jombie njirr<-Next]]Kau berjalan ke dalam. Terlihat beberapa makanan kaleng berserakan di lantai. Rasa lapar merasuki dirimu. KAu pun mengambil beberapa makanan.
[[Tiba-tiba ada yang memegang lenganmu<-next]]Double-click this passage to edit it.Kau berdiam di sana. Tak ada yang kau lakukan. Membosankan.
[[memungut beberapa makanan]]
[[mengambil beberapa minuman dalam botol]]Kau mencoba mencari benda lain untuk memperkuat barikadenya. Namun, tak ada benda lagi yang cukup kuat untuk menahan serangan makhluk-makhluk itu.
PRANG!
Barikade yang kau buat tiba-tiba rusak. Makhluk-makhluk itu menerobos masuk. Kau mencoba berlari ke dalam tapi sudah terlambat.
Mereka meraih kakimu. Kau terjatuh dan mati dimakan.
THE ENDTanpa pikir panjang, kau berlari ke dalam. Kau menembus lorong-lorong gelap di dalam gedung itu. Veverapa lampu berkedap-kedip. Kau terus masuk ke dalam hingga menemukan dua buah tangga. Kau bisa pergi [[naik tangga ke lantai atas<-ke atas]] atau [[turun tangga ke lantai bawah<-ke bawah]] dengan menggunakan tangga.Kau memilih untuk menaiki tangga ke lantai atas. Kau segera berlari. Di belakangmu terdengar pukulan makhluk-makhluk tersebut mencoba menembus barikade pintu yang kau buat. Suara decitan besi pun terdengar menandakan barikade itu akan segera hancur.
[[Kau sudah sampai di lantai dua<-next]]Kau segera berlari ke lantai bawah dan berakhir di sebuah gudang. Jalan buntu. Tak ada jalan keluar.
Sementara itu, suara langkah kaki yang amat banyak terdengar dari arah tangga. Makhluk-makhluk itu mulai menuruni tangga.Kalian bertiga melangkah jauh lebih dalam ke Jakarta. Apa yang kalian lihat sangatlah tidak dapat dipercaya.
[[Prelude End<-Next]]Kau sampai di lantai dua. Sebuah lorong membentang di hadapanmu. Suasananya begitu gelap dan suram karena lampunya tidak menyala. Di samping lorong tersebut, terdapat banyak pintu. Ada lima pintu yang terlihat.
Seluruh pintu itu sudah usang. Sepertinya, sudah lama tidak digunakan.
Di sampingmu terdapat tangga untuk naik ke atas.
[[Pintu 1]]
[[Pintu 2]]
[[Pintu 3]]
[[Pintu 4]]
[[Pintu 5]]
[[Naik tangga ke lantai tiga<-naik tangga]]Seseorang menggenggam tanganmu. Kau melihat ke arah tangan itu berasal dan melihat seseorang menodongkan senjatanya padamu.
"Mati kau!"
[[Katakan "tunggu dulu"<-Tunggu dulu!]]
[[Lawan balik orang itu]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Kau sudah sampai di lantai dua]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Kau sudah sampai di lantai dua]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Kau sudah sampai di lantai dua]]Kau membuka pintu ini dengan mudah. Di dalamnya begitu gelap. Masuk?
[[Matilah kau<-Masuk]]
[[Balik lagi->Kau sudah sampai di lantai dua]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Kau sudah sampai di lantai dua]]Kau sampai di lantai tiga. Sebuah lorong membentang di hadapanmu. Suasananya begitu gelap dan suram karena lampunya tidak menyala. Di samping lorong tersebut, terdapat banyak pintu. Ada lima pintu yang terlihat.
Seluruh pintu itu sudah usang. Sepertinya, sudah lama tidak digunakan.
Di sampingmu terdapat tangga untuk naik ke atas.
[[Pintu 6<-1]]
[[Pintu 7<-2]]
[[Pintu 8<-3]]
[[Pintu 9<-4]]
[[Pintu 10<-5]]"Tunggu!" teriakmu.
Orang itu pun tak jadi menarik pelatuk handgun-nya.
"Kau masih hidup?" tanyanya.
Kau meng-iya-kan pertanyaannya.
"Kalau begitu ikut aku," pintanya.
Tiba-tiba kau mendengar retakan seolah dinding toko ini akan ditembus.
[[Ikuti orang misterius itu ke belakang toko<-ikuti dia]]
[[Tunggu saja di sini->tunggu kematianmu itu bodoh]]Kau segera menendang handgun-nya hingga terlempar. Ia menatapmu dengan amarah. Kemudian ia mengeluarkan sebuah pisau.
Kau bertarung dengan sengit melawannya. Kemudian, ia menyadari sesuatu.
"Kau masih hidup?"
Kau meng-iya-kannya.
"Kalau begitu ikut aku," pintanya.
Tiba-tiba kau mendengar retakan seolah dinding toko ini akan ditembus.
[[Ikuti orang misterius itu ke belakang toko<-ikuti dia]]
[[Tunggu saja di sini->tunggu kematianmu itu bodoh]]Kau beristirahat di dalam kamarmu. Akhirnya, kau mendapat sebuah tempat berlindung dengan orang-orang yang selamat.
Setelah di ajak berkeliling di markas itu, keesokan harinya kau dibawa untuk berkeliling Jakarta.
[[Prelude End]]
Ia melangkah ke belakang toko seraya kau mengikutinya. Kemudian ia memanjat sebuah tangga.
"Kau sepertinya masih baru di sini. Akan kuperlihatkan Jakarta untukmu."
Kau berada di atap toko itu. Kemudian, kau melihat pemandangan kota jakarta.
[[Prelude End]]Kau tak memercayainya dan menunggu di dalam toko itu. Makhluk-makhluk itu pun mulai menerobos masuk.
[[Matilah kau<-Next]]Kota ini benar-benar sepi. Mayat berserakan di mana-mana. Gedung-gedung terlihat suram. Gagak saling bersahutan sembari menatap mayat yang tergeletak. Sampah bertebaran seolah tak ada yang membuangnya.
Hancur ...
Jakarta sudah benar-benar kacau.
Hellcome ... to the ZWorld.
GOOD ENDKerumunan kanibal dalam jumlah banyak sudah mengepungmu. Tak ada jalan keluar. Mereka semua benar-benar mengepungmu.
Agung yang sangat ketakutan mencoba untuk menerobos kerumunan itu. Namun, dia gagal. Tubuhnya tercabik-cabik. Pertama, kulitnya mulai terkelupas oleh gigitan para kanibal. Lalu, daging-daginnya mulai dirobek dengan sangat sadis. Agung berteriak meminta tolong tapi tak ada satu pun dari kalian yang dapat menolongnya.
Clara menatapmu. Matanya mulai berkaca-kaca. Pipinya mulai dibanjiri oleh tangismu. Tatapannya benar-benar menunjukkan kesedihan.
[[Peluk dia di akhir hayat<-Peluk]]
[[One last kiss<-Cium]]
[[Sama sama pasrah<-Berikan tatapan menyerah juga]]Kau segera memeluknya. Ia membalas pelukanmu. Perlahan, kau mulai merasakan tubuhmu tercabik-cabik tapi kau tak memedulikan hal itu. Perlahan, kesadaranmu hilang dan kau mati di dalam pelukan Clara.
BAD END?Melihat kesedihannya, kau segera mendorong wajahmu pada wajahnya. Bibir kalian berdua bersentuhan. Ia membalas ciumanmu lebih dalam. Kalian pun menutup mata kalian berdua.
Setalh itu kau mulai merasakan sesuatu mencabik-cabik tubuhmu. Tapi kau tak peduli. Kalian terus melakukannya hingga mati. Kau mati dalam ciuman Clara.
BAD END?Kau menyerah. Ia melihat itu dan menangis dengan keras. Kau telah mematahkan hatinya. Ia ingin seseorang di saat-saat terakhirnya dan kau malah pasrah. Pada akhirnya, kau menyakiti hatinya.
Tangisannya yang keras itu membuat para kanibal tertarik hanya padanya. Mereka tidak tertarik padamu. Mereka mengabaikanmu. Mereka hanya tertarik pada Clara.
Di situlah kau melihat Clara tengah dimakan hidup-hidup. Dagingnya dirobek oleh gigi orang-orang aneh itu seraya Clara menangis dan meminta tolong. Darah melumuri tubuhnya. Kulit wajahnya dirobek. Bola matanya di tarik keluar. Perut Clara pun terbuka oleh gigitan para kanibal. Mereka menarik usus keluar dari perutnya sementara Clara terbelalak melihatnya. Ia berteriak dengan sangat keras. Wajah Clara penuh dengan ketakutan dan rasa sakit. Seluruh tubuhnya dimakan hidup-hidup.
<i>Kenapa? KENAPA BUKAN AKU SAJA?</i>, batinmu.
Tiba-tiba seseorang menarikmu keluar dari kerumunan itu.
"Apa yang kau lakukan bodoh? Kau sudah bisa kabur gegara wanita itu!"
"Kau pasti baru. Sini, aku perlihatkan kota jakarta ... tidak, sebagian kecil dari dunia yang baru."
[[Prelude End<-Next]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Naik tangga ke lantai tiga]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Naik tangga ke lantai tiga]]Kau mencoba membuka pintu itu. Namun terkunci. Tiba-tiba seseorang bersuara dari dalam.
"Apa kau manusia?"
Kau pun menjawab iya.
Orang itu membukakan pintunya. Cepat masuk!.
"Kau baru di sini?" tanyanya setelah kau masuk dan mengunci pintunya. "Aku baru melihatmu."
"Sini, akan kuperlihatkan pemandangan kota Jakarta yang sekarang."
[[Prelude End]]Kau mencoba membuka pintu ini tapi terkunci.
[[Balik lagi->Naik tangga ke lantai tiga]]Kau membuka pintu ini dengan mudah. Di dalamnya begitu gelap. Masuk?
[[Matilah kau<-Masuk]]
[[Balik lagi->Naik tangga ke lantai tiga]]Double-click this passage to edit it.